This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
Saturday, February 26, 2011
Kisah Kelebihan Berselawat ke atas nabi
11:27 PM
Khairul Amirin
Rasulullah S.A.W telah bersabda bahwa, "Malaikat Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail A.S. telah berkata kepadaku.
Berkata Jibril A.S. : "Wahai Rasulullah, barang siapa yang membaca selawat ke atasmu tiap-tiap hari sebanyak sepuluh kali, maka akan saya bimbing tangannya dan akan saya bawa dia melintasi titian seperti kilat menyambar."
Berkata pula Mikail A.S. : "Mereka yang berselawat ke atas kamu akan aku beri mereka itu minum dari telagamu."
Berkata pula Israfil A.S. : "Mereka yang berselawat kepadamu akan aku sujud kepada Allah S.W.T dan aku tidak akan mengangkat kepalaku sehingga Allah S.W.T mengampuni orang itu."
Malaikat Izrail A.S pula berkata : "Bagi mereka yang berselawat ke atasmu, akan aku cabut ruh mereka itu dengan selembut-lembutnya seperti aku mencabut ruh para nabi-nabi."
Apakah kita tidak cinta kepada Rasulullah S.A.W.? Para malaikat memberikan jaminan masing-masing untuk orang-orang yang berselawat ke atas Rasulullah S.A.W.
Dengan kisah yang dikemukakan ini, kami harap para pembaca tidak akan melepaskan peluang untuk berselawat ke atas junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W. Mudah-mudahan kita menjadi orang-orang kesayangan Allah, Rasul dan para malaikat.
Article : jariyangmenari.blogspot.com
Friday, February 18, 2011
Siapa,Punca,Akibat&Cara Terbaik menangani Stress
7:04 AM
Khairul Amirin
Siapa yang mudah terdedah kepada stress?
1. Individu yang suka bersangka buruk
2. Kaki gaduh
3. Kerap runsing
4. Terlalu serius
5. Tidak baik dengan rakan sepejabat (dan jiran)
Punca stress pula adalah dari ;
1. Punca dalaman (hati yang kotor, ingkar)
2. Pegangan hidup yang negatif
3. Pengurusan kendiri yang lemah (selalu tidak cukup masa, banyakkerja, melawan ketua dan suka mencari kelemahan orang bagi menutup kelemahan diri)
Individu yang mengalami stress akan ;
1. Menunjukkan reaksi perasaan - mudah marah, agresif, kecewa,
hampa, suka-duka bersilih ganti
2. Gemar menyendiri
3. Mengalami gangguan fikiran - kesukaran memahami perkara baru
4. Sukar membuat keputusan atau menyelesaikan masalah
5. Kurang kreativiti
6. Pelupa
7. Mengalami perubahan perlakuan - sukar hendak tidur
8. Merokok
9. Makan berlebihan atau tiada selera makan
10. Lewat melakukan sesuatu
11. Berubah perlakuan memandu
Selain dari itu kesan stress juga akan ;
1. Membabitkan keretakan hubungan sesama rakan sekerja / ketua /
pelanggan di pejabat
2. Membabitkan keretakan hubungan sesama keluarga di rumah
(konflik rumahtangga)
3. Membabitkan keretakan hubungan sesama jiran di rumah /masyarakat / kariah
Cara untuk menangani stress ;
1. Memperbanyakkan membaca Al-Quran, kitab agama
2. Memperbanyakkan solat, zikir
3. Beriadah dan bersukan
4. Mengawal diet
5. Mandi air suam
6. Berkongsi masalah dengan orang yang boleh dipercayai
7. Bersedekah
8. Bersyukur dengan apa yang diperolehi (reda)
9. Muhasabah diri (penyucian minda - ingatkan mati, nilai semula pegangan, minta bantuan dari pakar / ahli agama)
10. Berehat - bercuti dan bersantai
11. Selalu tersenyum
Article : jariyangmenari.blogspot.com
Monday, February 14, 2011
Kisah Imam Al-Ghazali
10:01 PM
Khairul Amirin
Suatu hari Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya dan kemudian beliau memberikan pertanyaan teka-teki…
Imam Ghazali : “Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?”
Murid 1 : Orang tua
Murid 2 : Guru
Murid 3 : Teman
Imam Ghazali : Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab itu adalah janji Allah SWT bahwa setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati (Surah Ali-Imran : 185).
Imam Ghazali : “Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini?”
Murid 1 : Negeri Cina
Murid 2 : Bulan
Murid 3 : Matahari
Iman Ghazali : Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.
Imam Ghazali : “Apa yang paling besar di dunia ini?”
Murid 1 : Gunung
Murid 2 : Matahari
Murid 3 : Bumi
Imam Ghazali : Semua jawaban itu benar, tapi yang besar sekali adalah HAWA NAFSU (Surah Al A’raf : 179).
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah SWT) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah SWT), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah SWT). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”.
Imam Ghazali : “Apa yang paling berat di dunia?”
Murid 1 : Baja
Murid 2 : Besi
Murid 3 : Gajah
Imam Ghazali : Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Surah Al-Azab : 72).
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”.
Yang dimaksud dengan amanat di sini ialah tugas-tugas keagamaan.
Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allad SWT meminta mereka menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka karena gagal memegang amanah.
Imam Ghazali : “Apa yang paling ringan di dunia ini?”
Murid 1 : Kapas
Murid 2 : Angin
Murid 3 : Debu
Imam Ghazali : Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali di dunia ini adalah MENINGGALKAN SOLAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan solat.
Imam Ghazali : “Apa yang paling tajam sekali di dunia ini?”
Murid-murid dengan serentak menjawab : Pedang
Imam Ghazali : Itu benar, tapi yang paling tajam sekali didunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Karana melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.
Article : jariyangmenari.blogspot.com
Saturday, February 12, 2011
Cinta Sejati...
8:59 PM
Khairul Amirin
Ada sebuah kisah tentang cinta yang sebenar-benar cinta yang dicontohkan Allah melalui kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbatas memberikan khutbah,
"Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, Al Qur'an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku."
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu. Saidina Abu Bakar as Siddiq menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Saidina Umar al-Khattab dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Saidina Usman bin Affan menghela nafas panjang dan Saidina Ali b Abi Talib menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.
"Rasulullah akan meninggalkan kita semua," keluh hati semua sahabat kala itu.
Manusia tercinta itu hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia.Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Saidina Ali dan Saidina Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Disaat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu.
Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang didalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.
"Bolehkah saya masuk?" tanyanya.
Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk,
"Maafkanlah,ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah,
"Siapakah itu wahai anakku?"
"Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.
Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.
Malaikat maut datang menghampiri,tapi Rasulullah menanyakan
kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut roh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.
"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti rohmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril.
Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi.
"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"
"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku:
'Kuharamkan syurga bagi siapa saja,kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan roh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana sakit yang tidak tertahankan lagi.
"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku."
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Saidina Ali segera mendekatkan telinganya.
"Uusiikum bis salati, wa maa malakat aimanukum"- peliharalah solat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.
Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Saidatina Fatimah az-Zahra' menutupkan tangan di wajahnya, dan Saidina Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
"Ummatii,ummatii,ummatiii?" - Umatku, umatku, umatku
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.
Kini,mampukah kita mencintai sepertinya?
Allahumma solli 'ala Muhammad wabaarik wa salim ' alaihi. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
Article : jariyangmenari.blogspot.com
Friday, February 4, 2011
Positif hadapi kritikan
4:10 AM
Khairul Amirin
Bergelar seorang manusia, kita tidak dapat mengelakkan diri daripada dikritik, dicaci dan dihina. Sedangkan Allah yang Maha Pencipta, Maha Hebat, Maha Pengasih pun dicerca orang yang tidak berakal, inikan pula kita manusia.
Kala meniti kehidupan, kita selalu memberi, memperbaiki, mempengaruhi dan berusaha bangun setelah jatuh dan semua ini tidak terlepas daripada kritikan yang sinis, pedas dan menyakitkan. Dan tidak mustahil diri kita dihina tanpa henti sehinggalah kematian menjemput diri. Ingatlah, orang yang duduk di atas tanah tidak akan jatuh. Mereka mungkin marah, sakit hati dan benci atas kebaikan, ilmu, harta dan kejayaan kita. Kita mungkin mendahului mereka dalam apa jua perkara.
Firman Allah SWT yang bermaksud, “Katakanlah kepada mereka (wahai Muhammad): Matilah kamu dengan kemarahan kamu itu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati.” (Surah ali-‘Imran [003], ayat 119)
“….Dan mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya), kecuali karena Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka. Maka jika mereka bertobat, itu adalah lebih baik bagi mereka, dan jika mereka berpaling, niscaya Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di dunia dan di akhirat; dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pelindung dan tidak (pula) penolong di muka bumi.” (Surah at-Taubah [009], ayat 74)
Dari Abu Hurairah r.a. katanya, Rasulullah SAW bersabda, “Apakah tidak menarik hatimu bagaimana Tuhan menghindarkan daripadaku caci maki dan kutukan orang Quraisy? Mereka mencaci maki dan mengutuk orang yang tercela, sedangkan aku orang yang terpuji.” (Hadis riwayat Bukhari)
Daripada hadis di atas, dapat kita fahami ada dua sifat yang bertentangan iaitu :
1. yang terpuji (mahmudah) dan
2. yang tercela (mazmudah).
Rasulullah SAW adalah manusia yang terpuji. Meskipun ditentang, dimusuhi, mula-mula dengan kata-kata, kemudian dengan makian, penghinaan, ancaman dan akhirnya pembunuhan namun baginda tidak pernah membalas kejahatan tersebut. Baginda tidak pernah marah dan bertindak keras bahkan bersikap tenang dan tidak pernah berputus asa. Nama baginda mencerminkan akhlak baginda yang sekaligus melontar kembali setiap tohmahan dan keburukan yang dilemparkan kepada yang mengutuk itu sendiri iaitu musuh-musuh baginda sama ada dari kaum kafir atau pun dari kalangan kaum munafiqin hingga akhirnya mereka melihat kebenaran yang dibawa baginda dan memeluk Islam.
Bukankah Allah SWT telah memberi peringatan kepada Rasulullah SAW tentang betapa manusia akan lari dan menjauhkan diri sekiranya baginda bersikap keras dan kasar. Sedangkan melalui kasih sayang, hati yang keras menjadi lembut dan cair untuk menerima kebenaran.
Jadi, berwaspadalah terhadap kritikan dan cemuhan. Kuatkan jiwa untuk mendengar apa yang mereka katakan. Jika hati kita terasa terusik, ini bererti kita membenarkan keinginan mereka untuk mengotori hidup kita. Cara terbaik yang boleh kita lakukan ialah dengan terus menunjukkan akhlak yang baik. Usah merasa tertekan terhadap usaha untuk menjatuhkan kita. Ini kerana setiap kritikan itu hakikatnya merupakan ungkapan penghormatan untuk kita.
Berdiam diri itu lebih baik untuk memadamkan api yang sedang marak.
Article : jariyangmenari.blogspot.com